9 Langkah Membangun Bisnis - Contoh

Menyambung dari post 9 Langkah Membangun Bisnis, di post ini saya mencoba mempraktekkan teori di atas. Silahkan mengikuti.

1. Temukan Masalah yang Dihadapi Pasar

Saat ini masyarakat sedang dihadapi pandemi covid-19. Berbagai sektor mengalami kelumpuhan dalam beroperasi. Sebut saja sekolah diliburkan, sebagian besar kantor dan pabrik harus ditutup sementara, angkutan sangat dibatasi, berimbas ke berbagai sektor lainnya. Keadaan ini memaksa sebagian masyarakat mengalami kesulitant dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, akibat dirumahkan dari pekerjaan atau di rumah saja karena terpaksa.

Di sisi lain, sebagian masyarakat mengalami kesulitan dalam penyediaan makanan sehari-hari. Entah karena tidak bisa memasak sendiri atau bosan dengan masakan yang itu-itu saja, atau misalkan sebagian dari masyarakat terbiasa membeli di luar, mereka terkendala dengan keamanan kebersihan makanan (khawatir bila makanan terpapar virus) atau mahalnya makanan yang mereka anggap aman.
Ini yang menjadi masalah yang saya coba selesaikan dengan solusi berupa produk/ jasa yang akan saya tawarkan.


2. Riset Pasar

Saya coba melakukan riset pasar sehubungan dengan masalah yang timbul yang akan saya jadikan landasan dalam merancang produk/ jasa yang akan saya buat. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Dari situs/ akun Instagram yang sering menyajikan makanan-makanan populer yang sedang didiskon, seperti: 1 ekor ayam goreng KFC harga diskon sebesar Rp.81.818,- (Belum termasuk pajak), Paket Makan berdua CALIFORNIA FRIED CHICKEN (2 ayam paha atas + 2 nasi) Rp.25.000,- (Belum termasuk pajak), Paket Nasi dari Pizza Hut (Nasi + Ayam fillet + Wortel + Buncis) Rp.46.000,- (Belum termasuk pajak), dan masih banyak lagi. Semua belum termasuk ongkos kirim.

Di sisi lain saya mengadakan riset pasar juga mengenai harga-harga dasar untuk produk-produk di atas, khususnya daging ayam danh bumbu-bumbu yang sekiranya dibutuhkan. Ayam 1 ekor; 900g Rp.37.500 (Bisa potong 8; @Rp.4.700,-), Bumbu Ayam Goreng SAJIKU Rp.8.000,- (untuk 1 ekor ayam, @ Rp.1.000,- untuk perpotongnya), Minyak Goreng 1 Lt FORTUNE Rp.14.500,-.

Bandingkan harga buat sendiri dengan membeli di KFC, California atau Pizza Hut.

Saya juga melakukan sedikit survey kepada beberapa orang dengan pertanyaan sebagai berikut:
1. Selama Pandemi ini apakah pernah membeli makanan matang untuk dikonsumsi di rumah?
2. Menurut Anda sehubungan pandemi ini apakah semua makanan di luar yang biasa anda pesan aman untuk dimakan?
3. Berapa kali dalam 1 minggu ini Anda mengkonsumsi makanan instan (seperti mie instan)?

Tips menyiapkan pertanyaan adalah: Sederhana, jangan terlalu banyak, tidak menuntut hal-hal yang terlalu sensitif untuk dibagikan ke orang lain dan berkaitan dengan produk.

Dari jawaban-jawaban yang saya peroleh saya bisa simpulkan sebagai berikut: Para responden (Pertanyaan 1) tidak keberatan untuk membeli makanan matang dari luar dengan ketentuan mereka (Pertanyaan 2) dapat memastikan makanan dibuat dengan cara higienis dan mereka setidaknya (Pertanyaan 3) mengkonsumsi makanan yang tidak merekao masak sendiri setidaknya 2 kali dalam seminggu.


3. Analisis Kompetitor

Dari riset juga saya berhasil mengumpulkan beberapa kompetitor yang saya kelompokkan.

Kompetitor Utama: Ibu Tukang Ayam Goreng, Briva Kitchen, Pelangi Naget. Produk yang mereka jual sama dan dapat dibeli oleh pasar yang saya tuju (Daerah operasional mendekati).

Kompetitor Sekunder: Ayam Goreng KFC dan sejenisnya, Ayam Kremes Kraton, Ayam Goreng Pak Solikan Jembatan 9. Produk mereka sama-sama ayam tetapi mereka menjual ayam goren siap makan.

Kompetitor Tersier: Mie Ayam dekat sekolah, Seblak Sekolah, Nugget, dll. Mereka juga menjual makanan tetapi berbeda jenis dengan produk yang akan saya tawarkan.

Saya fokus pada Kompetitor Utama selain juga memperhatikan jenis kompetitor kategori lainnya. Saya mempelajari produk Briva Kitchen dari lapaknya di Tokopedia. Disana Briva Kitchen menawarkan paket Isi 4 (2 Dadau + 2 Paha, Ayam potong 4) dengan harga Rp.65.000,-. Dari foto produknya saya juga melihat mereka mengemas ayam bumbu kuningnya dengan plastik dalam keadaan vacuum, dan dilengkapi stiker bertulisan nama Briva Kitchen dengan nomor HP dan akun IG-nya.

Setelah membuka akun IG-nya saya dapati bahwa Briva Kitchen menjual ayam siap masak baru-baru ini saja, mereka biasanya menjual Catering Service. Berarti mereka yang sudah lebih dulu di bisnis ini menyadari ayam siap masak dapat menjadi solusi untuk menambah penghasilan.

Saya juga melihat beberapa kekurangan yang akan saya hindari seperti: Pengambilan gambar/ foto kurang sempurna, konten yang sangat sedikit (semua isinya produk) dan follower yang minim.

Dari IG-nya pula saya mendapatkan hashtag yang bisa saya gunakan juga nantinya ditambah dengan yang dari saya, juga saya meluhat kemasan lain selain dengan plastik yang di-vacuum, mereka juga memakai kotak mika yang banyak dijumpai di toko kemasan plastik.


4. Cari Model Bisnis

Karena masih baru dan berani memulai dari ide serta minimnya pengalaman, saya berencana memulai bisnis ini dengan model penjualan langsung baik offline maupun online. Untuk menyikapi minimnya modal maka saya tidak akan menyediakan barang ready stock dan memulai dari pesanan H-1, maksudnya pelanggan memesan untuk mendapatkan produknya 1 hari kemudian.

Setelah beberapa penjualan saya akan mulai menyetok persediaan dan tetap menjaga kesegaran produkg (persediaan tidak lebih dari 1 hari ke depan)


5. Tentukan Target Pasar

Target market produk saya yang menjadi prioritas untuk diberi penawaran adalah: Usia: 25 – 50 Tahun; Lokasi; Radius 2 Km dari lokasi atau ada dikontak WhatsApp atau yang melihat postingan promo saya dari IG atau Facebook; Gender: Wanita; Pendapatan: 1 Juta – 10 Juta per bulan; Tingkat Pendidikan: SMP – Sarjana; Status: Menikah; Pekerjaan: Pegawai/ karyawan dan Ibu Rumah Tangga; Etnis: Semua; Ketertarikan: Kurangh suka membeli makanan matang; Hobby: Melihat postingan tentang makanan; Nilai yang dianut: Ingin memastikan makanan sehat walaupun harus masak sendiri.


6. Buat Produk dan Rencana Pemasaran

Berdasar point-point di atas saya mencoba menciptakan produk (Tidak baku, bisa disesuaikan dengan keadaan dan permintaan pasar).

Produk Ayam siap masak akan menyediakan 2 macam bumbu, yaitu ayam bumbu kuning dan ayam bumbu Kentucky. Untuk produk yang pertama sudah umum dan disukai pasar khususnya orang-orang dewasa, sedangkan produk kedua untuk anak-anak yang menyukai ayam dari waralaba-waralaba terkenal.

Saya juga memberi diferensiasi dengan produk yang sudah ada, yaitu ayam goreng akan dijual per potong dan per paket (Misalnya: 1 ekor, 2 Dada + 2 Paha); Ayam juga akan saya tawarkan aneka jumlah potong (ada ayam potong 8 maupun yang lebih besar, potong 4), dan saya jual perpotong dengan minimum order.

Saya juga akan menambah tempe, tahu, ati ampela, filet untuk menambah pilihan bagi pembeli.

Saya menyiapkan kemasan mika kotak sebagai kemasan dan stiker nama usaha dengan nomor yang bisa dihubungi langsung maupun WhatsApp dan akun IG Bisnis yang saya buat khusus untuk produk ini.

Saya akan memanfaatkan social media dan promo langsung ke orang-orang terdekat, saya akan membuat terlebih dahulu ePoster dengant Photoshop maupun Canva yang membuat penawaran lebih menarik, juga kata-kata marketing.

Selain dipublish di social media dan status, saya juga akan mencetak beberapa poster dan mini spanduk yang akan saya pasang di tempat-tempat umum seperti depan rumah, mading gereja, RT RW, persimpangan jalan.


7. Buat Website

Untuk langkah ini saya tunda dulu sampai saya mencapai target tertentu yang saya tetapkan bagi bisnis ini (Misalnya targetf saya bisnis ini memberi saya penghasilan tambahan Rp.3.500.000,- per bulan rata-rata, selama 3 bulan).

Jadi langkah ini saya tunda dahulu.


8. Optimalkan Social Media

Ini adalah senjata pemasaran utama bisnis sekarang ini. Langkah pertama adalah membuat akun IG bisnis khusus usaha saya (setelah terbih dahulu dipikirkan nama, tagline, logo).

Dari kompetitor-kompetitor sekunder maupun tersier, saya dapat mempelajari bagaimana mereka mengelola akun social media mereka, content atau postingan apa saja yang mereka masukkan, jenis-jenis promo yang mereka pakai, dan lain sebagainya.

Misalnya: Wendy’s menawarkan paket promo “Party Pack 5” seharga Rp.54.545,- (Belum PPn dan ongkir); ayamnya sesuai standar waralaba Ayam Goreng adalah potong 8. Maka dari ide promo seperti itu saya juga mengeluarkan promo “Paket Pesta 5”; yang terdiri dari 5 potong ayam (1 ekor potong 8) ditambah 5 potong tempe tambah lagi 5 potong tahu; semua siap goreng + Sambal.

Hitungan saya dengan harga jual Rp.50.000,- (bebas ongkir untuk kelurahan yang sama) saya masih dapat untung kurang lebih Rp.10.000,-. Ditambah lagi pesanan tambahan atau berikut dari pelanggan yang sama di kemudian hari. Lalu dengan bantuan Photoshop atau Canva saya membuat eFlyer yang menarik, mencontoh juga dari eFlyer Wendy’s.

Itu adalah contoh memanfaatkanu promo dari kompetitor tersier, karena pada umumnya kompetitor utama yang saya miliki kurang memiliki kreatifitas dalam menyusun promo, beda dengan kompetitor tersier yang sudah lebih maju dan kompetitif dalam persaingan.


9. Pertahankan Pelanggan Setia
Banyak penelitian mengenai perilaku pelanggan menyatakan mengapa banyak pelanggan tidak kembali membeli dari penjual yang sama. Ternyata banyak dari mereka merasa kurang dihargai.

Penjual merasa ketika seorang pembeli selesai melakukan pembelian, maka selesai pula hubungan dagang antar keduanya, penjual-penjual itu tidak memikirkan bahwa mencari pelanggan baru lebih sulit daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Perusahaan-perusahaan besar yang menawarkan produk atau jasa seperti hotel, penerbangan, cargo atau toko-toko modern menyadari potensi yang sering kali diabaikan oleh penjual ini, maka mereka menawarkan pelanggan yang sudah pernah membeli dari mereka promo khususl seperti keanggotaan yang akan mendapat diskon khusus pada pembelian berikut.

Untuk bisnis saya, maka saya juga tidak mau ketinggalan. Setiap pembelian akan saya catat sebagai data, berikut nama, alamat dan nomor WA, saya akan kirim penawaran khusus untuk pelanggan yang membeli kembali dan berulang kali. Salah satu contoh, setiap pembeli akan saya tawarkan bonus berupa sambal terasi untuk pembelian lebih dari Rp.50.000,-, dan lain sebagainya.


Pertanyaan:
1. Sebutkan masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi banyak orang, yang mungkin dapat dijadikan peluang usaha (Sebutkan 2).
2. Bila produk yang akan anda tawarkan adalah Catering makanan berbahan B2, riset apa saja yang akan Anda lakukan? (Silahkan ganti bila Anda mempunyai produk/ jasa lain).
3. Untuk tahapan Riset ini, Anda perlu mengadakan survey. 3 pertanyaan apa yang akan anda ajukan kepada responden (3 pertanyaan dan kirim pertanyaan-pertanyaan tersebut via WA ke 5 responden, termasuk saya).
4. Apa kesimpulan dari riset yang Anda adakan.
5. Susun 3 jenis kompetitor dari bisnis yang akan anda jalankan. (Sebut 3 nama-nama bisnis untuk masing-masing jenis kompetitor).
6. Bagaimana model bisnis Anda yang akan anda bangun?
7. Siapa target pasar untuk produk anda berdasar ketentuan di atas.
8. Bagaimana produk yang akan Anda buat dan rencana pemasarannya.
9. Bagaimana Anda mengelola social Media untuk produk Anda? Promo-promo seperti apa yang dapat Anda lakukan dengan meniru dari social media kompetitor.
10. Apa yang akan Anda lakukan untuk mempertahankan pelanggan? (Jelaskan dengan contoh yang nyata).
11. Ada sebuah kata dari huruf-huruf yang saya sisipkan di artikel, apa kata itu dan artinya. (Huruf-huruf tersebut kali ini saya tempelkan di kata sebelumnya, contoh huruf “l” di kata “khususl”.